Monday, December 16, 2013

Bahtera Nuh,telah ditemukan







Ternyata Nabi Nuh AS, 
juga Bertawassul kepada Nabi Muhammad SAW.

Ternyata Nabi Nuh.As juga bersholawat kepada Rasulullah Muhammad SAW, berikut fakta yang ditemukan dari fosil kayu yang ada di bahtera Nabi Nuh AS.Setelah waktu penelitian yang  memakan waktuyang cukup lama, hingga akhir tahun 1952, mereka (ahli-ahli Rusia) mengambil kesimpulan bahwa  potongan kayu tersebut merupakan potongan dari bahtera Nabi Nuh AS yang terdampar di puncak Gunung Calff (judy). Dan potongan (pelat) kayu tersebut, di mana  terdapat beberapa ukiran dari huruf kuno,merupakan bagian dari bahtera tersebut. Setelah terbukti bahwa potongan kayu tersebut merupakan potongan kayu dari bahtera Nabi Nuh AS, timbullah pertanyaan tentang kalimat apakah yang tertera di potongan kayu tersebut?. Sebuah dewan yang terdiri dari kalangan pakar dibentuk oleh Pemerintah Rusia dibawah Departemen Riset mereka untuk mencari tahu makna dari tulisan tersebut. Dewan tersebut memulai kerjanya pada tanggal 27 Februari 1953. Berikut adalah nama-nama dari anggota dewan tersebut:
1. Prof. Solomon,Universitas Moskow.
2. Prof. Ifa Han Kheeno,Lu Lu Han College,China.
3. Mr. Mishaou Lu Farug,Pakar fosil.
4. Mr. Taumol Goru,Pengajar CafezudCollege.
5. Prof. De Pakan,Institut Lenin.
6. Mr. M. Ahmad Colad,Asosiasi Riset Zitcomen.
7. Mayor Cottor, StalinCollege.

Kemudian ketujuh orang pakar ini setelah menghabiskan waktu selama delapan bulan akhirnya dapat mengambil kesimpulan bahwa bahan kayu tersebut sama dengan bahan kayu yangdigunakan untuk membangun bahteraNabi Nuh AS, dan bahwa Nabi Nuh AS telah meletakkan pelat kayu tersebut di kapalnya demi keselamatan dari  bahtera tersebut dan untuk mendapatkan perlindungan. 

Terletak di tengah-tengah dari pelat tersebut ada sebuah gambar yang berbentuk telapak tangan dimana juga terukir beberapa kata dari bahasa “Saamaani. Dan itu semua telah diteliti oleh Mr.N.F. Max, Pakar Bahasa kuno dari Mancester,Inggris menterjemahkan kalimat yang tertera dipelat tersebut  menjadi:

“Ya Allah, penolongku! Jagalah tanganku dengan kebaikan dan bimbingan dari Tubuh Mu Yang Suci,yaitu Muhammad, Ali, Fatima, Shabbar dan Shabbir. Karena mereka adalah yang teragung dan termulia. Dunia ini diciptakan untuk mereka maka tolonglah aku demi nama mereka.”

 
Semuanya sangatlah terkejut setelah mengetahui arti tulisan tersebut. Terutama yang
membikin mereka sangatlah bingung adalah kenapa pelat kayu tersebut setelah lewat beberapa abad tetap dalam keadaan utuh dan tidak rusak sedikitpun.Pelat kayu tersebut saat
ini masih disimpan dengan rapih di PusatPenelitian Fosil Moskow di Rusia. Jika anda
sekalian sedang beradadi Moskow, maka mampirlah di tempat tersebut, karena pela t kayu tersebut akan menguatkan keyakinan anda terhadap kedudukan Ahlul Bayt AS.
Terjemahan kalimat tersebut telah dipublikasikan antara lain di:

1. Weekly – Mirror,Inggris 28 Desember1953.
2. Star of Britain,London, Manchester 23Januari 1954.
3. Manchester Sunlight,23 Januari 1954.
4. London Weekly Mirror,1 Februari 1954.
5. Bathraf Najaf, Iraq 2Februari 1954.
6. Al-Huda, Kairo 31Maret 1954.
7. Ellia – Light,Knowledge & Truth,Lahore 10 Juli 1969.

Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, sang kekasih Allah, dan keluarganya,

Catatan: Shabbar dan Shabbir adalah bahasa Sarmani yang artinya Hasan dan Husain (Putra Pasangan agung ImamAli AS dan Fathimah AS,dan cucu kesayanganRosulullah), kelima nama tersebut dalam Islam sering disebut dengan“Ahlul Bait”


Saturday, December 14, 2013

Dengarkan ini,!



Sayyid Ahmad KhatamiKepada seluruh kelompok takfiri diseluruh dunia. Saya katakan kepada kalian, “Dengarkan perkataan ini! Marjaiat Syiah memiliki kekuatan fatwa, yang ketaatan kepada fatwa mereka adalah kewajiban syar’i. Jika kalian melanjutkan tindakan-tindakan kesyetanan kalian, maka Maraji Syiah akan ikut masuk dalam medan yang akan merubah hari kalian menjadi gelap gulita. Pikirkan, apakah kalian punya kekuatan?”

Menurut Kantor Berita ABNA, serangan terhadap warga Syiah Mesir yang sedang mengadakan majelis suka cita merayakan peringatan kelahiran Imam Mahdi as pada malam Nishfu Sya’ban yang merenggut nyawa Syaikh Hasan Shatah ulama besar Islam Syiah di negara tersebut oleh sejumlah massa Salafi Takfiri telah meninggalkan luka mendalam bagi para pengikut Syiah dan mereka yang mencintai kedamaian dan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan. Untuk mencari akar penyebab keberadaan kelompok takfiri dalam dunia Islam yang berpotensi memecah belah ummat, sejumlah ulama besar Islam yang tergabung dalam Majma Jahani Ahlul Bait as, Markaz Mudiriyat Hauzah Ilmiah Qom, Universitas Internasional al Mustafa dan Lembaga Pendekatan Mazhab-mazhab Islam menyelenggarakan dialog bersama.
Acara tersebut berlangsung malam Jum’at (27/6) dengan dihadiri beberapa ulama marja taklid diantaranya, Ayatullah Makarim Shirazi, Ayatullah Nuri Hamadani, Ayatullah Ja’far Subhani, Ayatullah Ibrahim Amini, Syaikh Hasan Shafi dan perwakilan dari Ayatullah Shafi Ghulpaghani, Ayatullah Wahid Khurasani. Pada kesempatan tersebut, Ayatullah Sayyid Ahmad Khatami menyampaikan orasinya.
Berikut beberapa poin penting dari penyampaian salah seorang angota Dewan Syura Majma Jahani Ahlul Bait tersebut.
-      Setiap hari kita mendengar berita yang menyesakkan dada yang terjadi disetiap sudut dunia Islam, mengenai pembunuhan dan pembantaian yang dialami kaum muslimin khususnya para pengikut Ahlul Bait. Dari Irak, Suriah, Pakistan sampai yang terbaru di Mesir. Khususnya kejadian yang memilukan di Mesir, jika umat Islam mendiamkannya, maka sama halnya sedang melakukan penantian untuk melihat tindakan yang lebih keji lagi akan terjadi.
-      Disebutkan, sedang berlangsung peringatan Nishfu Sya’ban disebuah rumah yang dihadiri sekitar 30 orang. Namun tiba-tiba, tanpa diundang, sekitar 2 ribu orang datang dan melakukan penyerangan terhadap rumah tersebut. Dinding rumah dirusak. Dan ulama Syiah yang memiliki program khusus keagamaan di stasiun televisi dan radio-radio sehingga dikenal luas oleh masyarakat Mesir, diseret keluar dari rumah tersebut. Kemudian dibunuh dengan cara yang sangat keji. Bersama dengan Syaikh Hasan Shahatah turut menjadi korban salah seorang saudaranya, dan 3 warga Syiah lainnya. Dan 15 atau 16 orang yang tergabung dalam majelis tersebut mengalami luka-luka.
-      Pembunuhan yang terjadi dalam peristiwa tersebut, bukan yang pertama dan juga bukan yang terakhir. Pembunuhan yang pertama adalah yang dialami Qabil. Yang kemudian sepanjang sejarah terjadi pembunuhan-pembunuhan lainnya. Dan Al-Qur’an telah mengabadikan sebagian diantaranya. Jadi pembunuhan dimasa sekarang juga terjadi, begitu juga dimasa yang akan datang. Al-Qur’an mengisahkan tentang terbunuhnya 40 Nabi dalam satu waktu yang kemudian para pembunuhnya bekerja pada pagi harinya seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Namun dikekinian yang umat Islam hadapi adalah kelompok yang membunuh atas nama Islam. Mereka menyembelih orang atas nama Islam. Mereka adalah kelompok Wahabi Takfiri yang sedang berhadapan dengan Islam Muhammadi.
-      Kami menilai Wahabi dan Ahlus Sunnah adalah dua kelompok yang berbeda dan terpisah. Sebab yang pertama kali menyatakan penentangan terhadap batilnya aqidah Wahabi adalah dari kalangan ulama Ahlus Sunnah. Yang pertama menentang pemikiran Muhammad Bin Abdul Wahab adalah gurunya sendiri. Bahkan sampai hari ini, kitab-kitab yang ditulis ulama Ahlus Sunnah dalam menentang pemikiran dan keyakinan Wahabi lebih banyak jumlahnya dari yang ditulis oleh ulama-ulama Syiah.
-      Firqah Wahabi dibangun atas dasar kekerasan. Menyebar melalui pemaksaan kehendak dan penumpahan darah-darah umat manusia yang tidak berdosa. Sepanjang sejarah mereka telah mencoreng wajah umat Islam dengan tindakan dan aksi anarkis mereka. Saya akan menyebutkan salah satu diantaranya: Pada peringatan Hari Ghaidir tahun 1216 HQ. Para pecinta Ahlul Bait larut dalam peringatan ditetapkannya Imam Ali as sebagai imam atas kaum muslimin di kota Karbala. Namun sekitar 12 ribu orang dari Wahabi menyerang Karbala dan membunuhi mereka yang tidak bersenjata dan tanpa pembelaan. Banyak dari mereka yang meninggal dari kalangan anak-anak dan orang-orang yang lemah. Mereka dibunuh hanya karena menampakkan kecintaannya kepada Ahlul Bait as secara terbuka.
-      Contoh dari kekejian mereka tersebut kembali berulang pada hari ini. Mereka dengan mudahnya meneriakkan takbir sambil mengunyah jantung orang yang baru saja mereka bunuh dan mereka bangga menampakkan dan menyiarkannya kepada seluruh dunia. Mereka menyerang rumah-rumah dan membunuhi semua anggota keluarga yang mereka temui hatta anak-anak yang masih bayi sekalipun. Apakah semua aksi-aksi keji dan biadab tersebut terjadi begitu saja tanpa ada pemicunya?.
-      Ada tiga kelompok pelaku semua tindakan keji tersebut.
Pertama, adalah kelompok awam. Mereka terkena provokasi dari kelompok yang mereka anggap alim dan ulama. Otak mereka dicuci dan diisi dengan doktrin-doktrin permusuhan terhadap Syiah. Kepada mereka dikatakan, barang siapa yang membunuh Syiah, maka kelak ketika wafat ia akan langsung masuk surga dan akan menjadi tamu istimewanya Nabi Muhammad Saw.
Kedua, kelompok ulama dan mufti Wahabi. Mufti yang sedemikian mudahnya mengeluarkan fatwa-fatwa menghalalkan tumpahnya darah seseorang. Sementara Allah SWT berfirman dalam surah an Nisa’ ayat 94, “” وَلاَ تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَى إِلَيْكُمُ السَّلاَمَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا” yang artinya, “…dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu: “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia…”. Mereka tidak hanya menentang ayat tersebut namun juga melenceng dari sunnah dan petunjuk Nabi  Saw. Diriwayatkan dari kitab Ahlus Sunnah sendiri, dalam kitab Kanzul ‘Amal jilid 3 hal. 365 disebutkan Nabi Saw bersabda, “Barang siapa menyatakan kafir kepada seseorang yang ahli La ila haillallah, maka sesungguhnya dialah yang lebih mendekati kekafiran.” Dari kitab yang sama, diriwayatkan juga Nabi Saw bersabda, “Barangsiapa yang mengkafirkan muslim lainnya, jika tidak benar, maka kekafiran akan kembali kepada dirinya.”
Ketiga, tidak diragukan lagi, pelaku utamanya adalah AS dan Zionis. Untuk mencegah terjadinya kebangkitan Islam mereka menjadi dalang dibalik terpecah-pecahnya kaum musliminin. Dari yang paling ekstrim sampai yang paling liberal.
-      Mengapa orang-orang Syiah dibunuh?. Jawaban atas pertanyaan ini telah tercantum dalam Al-Qur’an surah al Buruuj ayat 8. “وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَن يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيد” yang artinya, “Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji..”. Balasan bagi mereka yang beriman, bagi para pengikut Ahlul Bait as adalah ini, sekarang dan yang akan datang. Mereka akan selalu mendapat permusuhan dan kebencian dari mereka yang memisahkan Al-Qur’an dari Ahlul Bait as dan mencoba untuk mereka pahami dan tafsirkan sendiri. Dan Syiah dua pusaka itulah yang menjadi kebanggaannya, Al-Qur’an dan Itrah Nabi Saw. Memahami Al-Qur’an sebagaimana Ahlul Bait memahaminya.
-      Syaikh Hasan Shahatah beserta saudaranya, senantiasa secara terbuka membanggakan mazhab pilihannya. Diantara wawancaranya yang terakhir, Syaikh Shahatah mengatakan, “Saya bersyukur kepada Allah SWT yang membuat hidupku sedemikian manis dan indah, karena kecintaan kepada Ahlul Bait as. Ayah saya telah membesarkan saya dengan kecintaan kepada Imam Ali as, kecintaan kepada Fatimah az Zahrah as dan Ahlul Bait as.” Meskipun Syaikh Shahatah meninggal dengan cara yang mengenaskan, namun ia tetap hidup sebagai seorang syahid. Insya Allah.
-      Pemerintah Mesir, Presiden dan Perdana Menterinya mengecam dan mengutuk kejadian tersebut. Namun itu tidak cukup. Telah ada lima korban jiwa yang terenggut. Dan itu harus diselesaikan secara hukum. Pembunuhnya harus diproses hukum dan mendapat balasan setimpal. Kepada pemerintah Mesir saya mengatakan, kecintaan rakyat Mesir kepada Ahlul Bait telah berlangsung 1.400 tahun lamanya. Karenanya jangan melakukan tindakan semena-mena kepada para pecinta dan pengikut Ahlul Bait.
Pesan Penting kepada Kelompok Takfiri
Kepada seluruh kelompok takfiri diseluruh dunia. Saya katakan kepada kalian, “Dengarkan perkataan ini! Marjaiat Syiah memiliki kekuatan fatwa, yang ketaatan kepada fatwa mereka adalah kewajiban syar’i. Jika kalian melanjutkan tindakan-tindakan kesyetanan kalian, maka Maraji Syiah akan ikut masuk dalam medan yang akan merubah hari kalian menjadi gelap gulita. Pikirkan, apakah kalian punya kekuatan?”
Namun ulama marja taklid kami adalah orang yang cerdas dan berwawasan luas, yang tidak akan mudah tertipu dan terpedaya oleh permainan dan tipuan musuh. Mereka melihat ini adalah medan konspirasi Amerika yang menghendaki Sunni membunuhi Syiah, dan Syiah membunuhi Sunni yang kemudian secara luas terjadi perang dan pertumpahan darah antara Sunni dan Syiah. Musuh Sunni dan Syiah adalah kelompok takfiri. Kekejian dan kebiadaban takfiri juga dikecam oleh kelompok Ahlus Sunnah.
Seruan kepada Ulama Ahlus Sunnah
Dengan penuh rasa penghormatan saya menyampaikan seruan kepada ulama Ahlus Sunnah baik yang di Iran maupun diseluruh dunia Islam.
Kami mengucapkan rasa terimakasih yang mendalam, atas kecaman kalian atas kejadian pembongkaran dan pelecehan makam sahabat Nabi Saw Hujr bin ‘Adii. Yang menunjukkan kepedulian dan perhatian kalian. Dan kamipun menjadi saksi bahwa ulama-ulama besar Ahlus Sunnah mengecam dan mengutuk perbuatab biadab dan kurang ajar tersebut.
Kami bertanya kepada ulama Ahlus Sunnah –baik yang di Iran maupun yang diluar Iran-, Apa tindakan tersebut sebab atau akibat?. Sudah dipastikan jawabannya adalah, kekejian tersebut adalah akibat dari buah pemikiran Wahabi, buah dari pemikiran takfiri. Tunjukkanlah keberanian kalian dan mulailah perlawanan terhadap akar penyebabnya. Sebagaimana keberanian yang pernah ditunjukkan ulama-ulama Syiah terhadap sekte buatan Ingrris yang bernama ‘Bahai” yang hendak mencemarkan dan menodai Syiah. Semua ulama Syiah memfatwakan, mereka pengikut Bahai adalah kafir, najis dan tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Syiah dalam bentuk apapun. Dengan adanya fatwa tersebut, Bahai jadi tidak memiliki pengaruh sama sekali.
Keberanian yang seperti ini yang kami nantikan dari Ulama Ahlu Sunnah bahwa mereka seia sekata menyerukan bahwa paham Wahabi dan takfiri sama sekali tidak memiliki sangkut paut dengan Islam. Merekalah yang merusak Islam. Mereka juga hendak merusak Ahlus Sunnah. Mari bersama memenuhi panggilan Islam, panggilan agama dengan penuh kecintaan dan bersama memerangi akar penyebabnya, bukan disibukkan mengurusi akibat-akibat yang tampak dipermukaan.
 http://www.abna.ir/data.asp?lang=12&id=434568
Surat Ayatullah Ghulpaghani kepada Ulama Al-Azhar:
Mengecam Kekejian Wahabi Tidaklah Cukup!
“Kami mengucapkan terimakasih atas kecaman kalian terhadap terjadinya tragedi anti kemanusiaan yang menyakitkan ini, namun sekedar mengecam tidaklah cukup. Kalian termasuk turut bertanggungjawab atas terjadinya tragedi tersebut.” 
Menurut Kantor Berita ABNA, terbunuhnya 4 warga Syiah Mesir secara keji oleh sejumlah massa termasuk salah seorang tokoh Syiah Syaikh Muhammad Hasan Sahatah salah seorang cendekiawan muslim yang terkenal di Mesir, Hadhrat Ayatullah al Uzhma Luthfullah Shafi Ghulpaghani dalam suratnya yang ditujukan kepada ulama Universitas al Azhar mengatakan, “Kami mengucapkan terimakasih atas kecaman kalian terhadap terjadinya tragedi anti kemanusiaan yang menyakitkan ini, namun sekedar mengecam tidaklah cukup. Kalian termasuk turut bertanggungjawab atas terjadinya tragedi tersebut.”
Dalam lanjutan suratnya, ulama marja taklid tersebut menuliskan, “Untuk selanjutnya, kumpulkanlah ulama-ulama Islam dan serukanlah kepada seluruh kaum muslimin untuk mewujudkan persatuan Islam dan tunjukkanlah kepada dunia, Islam adalah agama yang agung, agama yang penuh rahmat dan kasih sayang, agama yang menghendaki kemuliaan dan ketinggian  peradaban umat manusia.
Berikut teks lengkap surat Ayatullah Shafi Ghulpaghani yang ditujukan kepada ulama Al-Azhar:
بسم الله الرحمن الرحیم
وَ مَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَن يُؤْمِنُوا بِاللهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

Ulama Al Azhar yang kami hormati
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hati kami dipenuhi rasa duka yang mendalam setelah mendapat informasi DR. Syaikh Muhammad Hasan Shahatah menjadi korban keganasan kelompok yang penuh dosa dan jahil, yang telah menumpahkan darahnya ketanah dan dengan kejinya tubuh beliaupun dihinakan dan dilecehkan. Dengan alasan apapun, peristiwa tersebut menginjak-injak nilai-nilai Islam dan kemanusiaan.
Mungkin bisa dikatakan bahwa perbuatan kelompok jahil tersebut tidaklah menentang Islam dan kemanusiaan, karena bukan hanya kelompok Mesir ini saja yang berlaku keji, namun hampir terjadi dibanyak negara Islam yang telah merenggut keamanan dan kedamaian kaum muslimin di negerinya sendiri. Namun yang mengherankan, aksi kekerasan tersebut terjadi disebuah negara yang Universitas Al Azhar berada di situ. Sebuah pusat pendidikan Islam yang telah berabad-abad lamanya meninggikan dan memperkenalkan ajaran Islam yang mulia dan penuh akhlak yang santun sebagaimana yang diteladankan Nabi Muhammad Saw keseluruh dunia namun hari ini kita menjadi saksi, kekejian tersebut terjadi di negeri Mesir, tempat Al Azhar berada.
Setiap dari ulama mulia Al Azhar harus lebih serius menjalankan kewajiban utamanya. Kami berterimakasih karena Ulama Al Azhar turut mengecam dan mengutuk terjadinya aksi keji tersebut namun itu tidak cukup. Kalian ulama-ulama besar Al Azhar berhadapan dengan agama Islam yang mulia memiliki kewajiban besar dan tanggungjawab terhadap kejadian di dunia Islam hari ini.
Apakah kalian tidak melihat dan menyaksikan setiap hari ulama Wahabi mengeluarkan fatwa-fatwa yang bertentangan dengan syariat dengan menyerukan muslim satu menumpahkan darah muslim lainnya?
Apakah kalian tidak menyadari bahwa semua itu adalah propaganda musuh-musuh Islam yang dinegara-negara mereka aman dan terkendali namun di negara-negara Islam kaum muslimin satu sama lain saling menyerang dan merenggut nyawa satu sama lain?
Apakah kalian tidak melihat terbunuhnya anak-anak yang tidak berdosa, perempuan yang tanpa perlindungan dan laki-laki yang terzalimi? Yang mereka dibunuh dengan cara yang sangat keji dan itu kemudian dipertontonkan kepada dunia?
Marilah dan bangkitlah atas nama Tuhan. Manfaatkanlah semua kesanggupan dan kekuataan maknawi dan mazhabi hari ini dan saat ini juga, sebab menanti esok untuk mulai bergerak sudah sangat terlambat. Serukanlah kepada semua ulama Islam, kepada kaum muslimin se dunia untuk menjalin persatuan dan ukhuwah Islamiyah, sebagaimana yang diserukan Al-Qur’an,
 «وَ لَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَ تَذْهَبَ رِيحُكُمْ…»
Mari bersatu dan menyatukan tekad untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang mulia, agama yang penuh rahmat dan kasih sayang, agama yang mendambakan mulia dan tingginya peradaban umat manusia.
Marilah, kita sampaikan kepada dunia bahwa hukum asasi kita adalah Al-Qur’an al Karim yang kita dengan kitab langit tersebut berkeyakinan didalamnya memuat pesan-pesan agung yang menciptakan kehidupan yang bahagia bagi umat manusia sedunia. Tuntutlah kepada para pemimpin dunia Islam untuk menghindarkan diri dari berbagai bentuk perselisihan dan pertikaian dan bersama dihadapan Al-Qur’an yang suci kita tundukkan kepala sembari menunjukkan ketaatan diri pada aturan-aturan di dalamnya.
Kami berharap semoga kaum muslimin meraih izzah dan kemuliaannya dan mampu mengalahkan musuh-musuhnya.
16 Sya’ban 1434 H
Luthfullah Shafi Ghulpaghani
Berita Majma:
Majma Jahani Ahlul Bait Kecam Pembunuhan Syiah di Mesir
Berkenan dengan terjadinya aksi keji yang dilakukan kelompok Salafi takfiri di Mesir terhadap warga Syiah yang merenggut nyawa Syaikh Hasan Sahatah dan empat orang lainnya, Majma Jahani Ahlul Bait merilis pernyataan sikap secara resmi yang mengecam aksi brutal tersebut.
Menurut Kantor Berita ABNA, berkenan dengan terjadinya aksi keji yang dilakukan kelompok Salafi takfiri di Mesir terhadap warga Syiah yang merenggut nyawa Syaikh Hasan Sahatah dan empat orang lainnya, Majma Jahani Ahlul Bait merilis pernyataan sikap secara resmi yang mengecam aksi brutal tersebut.
Dalam pernyataan sikapnya tersebut, Majma Jahani Ahlul Bait menuntut Presiden Mesir, Muhammad Mursi untuk bertanggungjawab, sebab pekan sebelumnya dalam konferensi ulama Islam yang dibukanya di Kairo tidak menunjukkan sikap menentang terhadap orasi-orasi yang disampaikan ulama-ulama Salafi Takfiri yang menyerukan pembunuhan terhadap warga Syiah. Dengan tuduhan Syiah telah kafir, ulama-ulama Salafi tersebut menyebut darah orang Syiah halal untuk ditumpahkan.
Teks pernyataan resmi Majma Jahani Ahlul Bait tersebut diawali dengan nukilan ayat,
وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلا أَن يُؤْمِنُوا بِاللَّـهِ العَزِيزِ الحَمِيد ـ الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْ‌ضِ وَاللَّـهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ ـ إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِ‌يق. (سورة البروج ؛ 8 ـ 10)
“Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (Qs. Al Buruuj: 8-10)
Dalam pernyataan sikap tersebut juga disebutkan, pembunuhan terhadap Syaikh Hasan Sahatah adalah pembunuhan yang sudah lama direncanakan. Syaikh Hasan Sahatah adalah ulama Syiah alumni Universitas al Azhar Mesir yang dua kali mendekam dalam penjara rezim Husni Mubarak dengan tuduhan penistaan agama. Setelah keluar dari penjara, ia mendapat permusuhan keras dari kelompok Salafi Takfiri karena keyakinan Syiah yang dianutnya yang disebut telah melenceng jauh dari Islam. Mendapat restu dari ulama-ulama yang mengeluarkan seruan untuk menyerang Syiah dan halal darah mereka ditumpahkan. Sejumlah massa menyerang rumah Syaikh Hasan Sahatah menyeretnya keluar dan membunuhnya beramai-ramai, ada yang menikam dan ada yang memecahkan batok kepalanya. Setelah itu mayatnya dilempar dan dibakar. Warga Salafi Takfiri yang menyaksikan bersorak kegirangan.
Meskipun aksi keji tersebut sangat menyakitkan hati para pengikut Syiah, Majma menyerukan agar muslim Syiah tidak terprovokasi untuk melakukan aksi balasan dengan tindakan yang serupa. Perpecahan Sunni-Syiah adalah propaganda musuh-musuh Islam untuk melemahkan kekuatan Islam yang belakangan ini semakian menguat dan mampu mencetuskan revolusi kebangkitan Islam di beberapa Negara.
Majma juga menyerukan pihak terkait untuk menyelidiki aksi pembunuhan tersebut dan menangkap semua pelaku dan dalang dibalik aksi keji tersebut. Selain itu Majma juga turut mengucapkan bela sungkawa dan perasaan duka yang mendalam atas terjadinya tragedi tersebut.

Wednesday, September 18, 2013

Syiah itu Sunni plus Imamah, dan Sunni itu Syiah minus Imamah



Muhammad Subhan,
disadur dari tulisan beliau di FB,
D
Syiah itu Sunni plus Imamah, dan Sunni itu Syiah minus Imamah..semuanya sama mencintai Rasulullah dan keluarganya,..So,anda tidak bisa menilai negara Iran secara baik dan komprehensif hanya berdasarkan fatwa keagamaan ulama suku Baluchestan -yg tidak pakai Sandal- dipedalaman tandus gurun Sistan, demikian juga dg sebaliknya... Anda tidak bisa melekatkan begitu saja kekeliruan pandangan Syiah Al-Qaramithoh untuk menjustifikasi seluruh penganut Syiah...dan anda tidak bisa menilai penganut Sunni hanya bercermin dari segelintir pandangan fatwa ulama Wahhabi -yg Notabene sunni...bahkan lebih jauh lagi, Anda tidak bisa menuduh orang sesat dan pantas masuk neraka hanya karena anda bisa melihat dikening dahinya bertuliskan "Kafir"!..karena apa?
..karena pertama, itu belum tentu dari pandangan kalbumu yang bening..
kedua, anda kan tau, sejatinya Surga dan Neraka itu milik Allah..dan sejatiNya Allah tidak memerlukan alasan untuk memasukkan para hambanya itu ke Neraka atau ke Surga.
...apakah amal ibadah kita yg kita anggap baik ini bisa menjamin kita masuk ke Surga kelak?..saudaraku, kita hanya bisa berbuat baik dan selalu berusaha mendekat kepadaNya..dan bahkan kebaikan yg kita lakukan pun berasal dariNya.
.jadi Saudaraku,..tidak ada alasan yang masuk akal untuk mempertentangkan Sunni-Syiah, karena mereka semua saudara sesama muslim.
.marilah saudaraku Syiah dan Sunni..mari bersatulah dalam keluarga islam..bersatulah, karena kalian tidak akan kehilangan apa-apa kecuali prasangka-prasangka belaka...



Sekilas Biografi Habib Munzir Al-Musawa


Sekilas Biografi Habib Munzir Al-Musawa

Written by: Admin SM on 15 September 2013 | 20:04


Al-Allamah wal Fahamah Sayyidi Syarif Al-Habib Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Al-musawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqib bin Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein Dari Fathimah Azahra Putri Rasul SAW.

Nama beliau Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa, dilahirkan di Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum’at 23 februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393H, setelah beliau menyelesaikan sekolah menengah atas, beliau mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bhs.Arab di LPBA Assalafy Jakarta timur, lalu memperdalam lagi Ilmu Syari’ah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur, kemudian beliau meneruskan untuk lebih mendalami Syari’ah ke Ma’had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman pada tahun 1994, selama empat tahun, disana beliau mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur;an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.

Habib Munzir Al-Musawa kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah, dengan mengunjungi rumah rumah, duduk dan bercengkerama dg mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan, lalu atas permintaan mereka maka mulailah Habib Munzir membuka majlis, jumlah hadirin sekitar enam orang, beliau terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt, yang membuat hati pendengar sejuk, beliau tidak mencampuri urusan politik, dan selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah swt, bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll, tapi justru mewarnai semua gerak gerik kita dengan kehidupan yang Nabawiy, kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy, kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawiy, pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani yang Nabawiy, betapa indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan, inilah Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki, masing masing dg kesibukannya tapi hati mereka bergabung dg satu kemuliaan, inilah tujuan Nabi saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam. Majelisnya mengalami pasang surut, awal berdakwah ia memakai kendaraan umum turun naik bus, menggunakan jubah dan surban, serta membawa kitab-kitab. Tak jarang beliau mendapat cemoohan dari orang-orang sekitar. Beliau bahkan pernah tidur di emperan toko ketika mencari murid dan berdakwah. Kini majlis taklim yang diasuhnya setiap malam selasa di Masjid Al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan, yang dulu hanya dihadiri tiga sampai enam orang, sudah berjumlah sekitar 10.000 hadirin setiap malam selasa, Habib Munzir sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta dan sekitarnya, beliau juga membuka majelis di rumahnya setiap malam jum’at bertempat di jalan kemiri cidodol kebayoran, juga sudah membuka majlis di seputar pulau jawa, yaitu:

Jawa barat :

Ujungkulon Banten, Cianjur, Bandung, Majalengka, Subang.

Jawa tengah :

Slawi, Tegal, Purwokerto, Wonosobo, Jogjakarta, Solo, Sukoharjo, Jepara, Semarang,

Jawa timur :

Mojokerto, Malang, Sukorejo, Tretes, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo.

Bali :

Denpasar, Klungkung, Negara, Karangasem.

NTB

Mataram, Ampenan

Luar Negeri :

Singapura, Johor, Kualalumpur.

Buku-buku yang sering menjadi rujukan beliau di majelisnya antara lain: kitab As-syifa (Imam Fadliyat), Samailul Muhammadiyah (Imam Tirmidzi), Mukasyifatul Qulub (Imam Ghazali), Tambili Mukhdarim (Imam Sya’rani), Al-Jami’ Ash-Shahih/Shahih Bukhari (Imam Bukhari), Fathul Bari’ fi Syarah Al-Bukhari (Imam Al-Astqalani), serta kitab karangan Imam Al-Haddad dan kitab serta pelajaran yang didapat dari guru beliau Habib Umar bin Hafidh.

Nama Rasulullah SAW sengaja digunakan untuk nama Majelisnya yaitu “Majelis Rasulullah SAW”, agar apa-apa yang dicita-citakan oleh majelis taklim ini tercapai. Sebab beliau berharap, semua jamaahnya bisa meniru dan mencontoh Rasulullah SAW dan menjadikannya sebagai panutan hidup.

Adapun guru-guru beliau antara lain:

Habib Umar bin Hud Al-Athas (cipayung), Habib Aqil bin Ahmad Alaydarus, Habib Umar bin Abdurahman Assegaf, Habib Hud Bagir Al-Athas, di pesantren Al-Khairat beliau belajar kepada Ustadz Al-Habib Nagib bin Syeikh Abu Bakar, dan di Hadramaut beliau belajar kepada Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim (Rubath Darul Mustafa), juga sering hadir di majelisnya Al-Allamah Al-Arifbillah Al-Habib Salim Asy-Syatiri (Rubath Tarim).

Dan yang paling berpengaruh didalam membentuk kepribadian beliau adalah Guru mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim.

Salah satu sanad Guru beliau adalah:

Al-Habib Munzir bin fuad Al-Musawa berguru kepada Guru Mulia Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Musnid Al-Arifbillah Sayyidi Syarif Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syeikh Abu Bakar bin Salim,

Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf,

Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdullah Assyatiri,

Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (simtuddurar),

Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Abdurrahman Al-Masyhur (shohibulfatawa),

Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Husen bin Thohir,

Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Umar bin Seggaf Assegaf,

Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Hamid bin Umar Ba’alawiy,

Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Habib Al-Hafizh Ahmad bin Zein Al-Habsyi,

Dan beliau berguru kepada Al-Imam Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad (shohiburratib),

Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Husein bin Abubakar bin Salim,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Al-Allamah Al-Habib Abubakar bin Salim (fakhrulwujud),

Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Ahmad bin Abdurrahman Syahabuddin,

Dan beliau berguru kepada Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman bin Ali (Ainulmukasyifiin),

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Abubakar (assakran),

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abubakar bin Abdurrahman Assegaf,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Habib Abdurrahman Assegaf,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Muhammad Mauladdawilah,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Musnid Al-Habib Ali bin Alwi Al-ghayur,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Hafizh Al-Imam faqihilmuqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawiy,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali bin Muhammad Shahib Marbath,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Shahib Marbath bin Ali,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Khali’ Qasam bin Alwi,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Muhammad,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad bin Alwi,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Alwi bin Ubaidillah,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa Arrumiy,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqib,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Al-Uraidhiy bin Ja’far Asshadiq,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ja’far Asshadiq bin Muhammad Al-Baqir,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Allamah Al-Imam Ali Zainal Abidin Assajjad,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Husein ra,

Dan beliau berguru kepada ayahnya Al-Imam Ali bin Abi Thalib ra,

Dan beliau berguru kepada Semulia-mulia Guru, Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW, maka sebaik-baik bimbingan guru adalah bimbingan Rasulullah SAW.

Sanad guru beliau sampai kepada Rasulullah SAW, begitu pula nasabnya. Demikian biografi singkat ini dibuat mohon maaf apabila ada kesalahan.

Sumber: MajelisRasulullah.org

Di Balik Konflik Sunni-Syiah di Jawa Timur





Di Balik Konflik Sunni-Syiah di Jawa Timur

Written by: Admin SM on 14 September 2013 | 13:35




SUARA-MUSLIM.COM, ~ Saat ini publik Jawa Timur (Jatim) kembali dicengangkan oleh sebuah peristiswa kekerasan yang berbalut agama. Peristiswa berdarah yang terjadi di Puger ini sungguh sangat mengejutkan, memprihatinkan sekaligus mengkhawatirkan banyak pihak. 


Belum lama dari meletusnya peristiwa puger ini, masih segar dalam ingatan publik akan kasus konflik dan isu serupa yang terjadi di desa Karanggayam dan desa Bluuran kabupaten Sampang. Konflik yang berujung pada aksi kekerasan massa ini telah menyebabkan diungsikannya ratusan warga yang diduga pengikut aliran syiah ke Sidoarjo dengan alasan untuk menjaga stabilitas dan kondusifitas masyarakat. 



Keterkejutan dan kekhwatiran publik ini sangatlah beralasan, peristiwa Puger ini meledak di saat proses rekonsiliasi konflik Sampang masih dalam tahap pematangan. Walaupun sebenarnya penyelesaian konflik di Puger sudah dilakukan di awal tahun 2012 dengan ditandatanagninya perundingan damai antar kedua belah pihak. Namun nyatanya diluar dugaan semua pihak, eskalasi konflik yang melibatkan kelomok sunni dan kelompok syiah ini meninggi dan terjadilah peristiwa karnaval berdarah.



Di Jawa Timur, peristiwa konflik bertema sunni-syiah baik yang terjadi di Jember maupun Sampang ini sepertinya sebuah kelanjutan mata rantai dari peristiwa serupa yang terjadi di berbagai daerah di tahun-tahun sebelumnya. Sebut saja, mulai dari penyerangan sekelompok massa terhadap para pengikut IJABI yang terjadi di Desa Jambesari Kecamatan Jambesari Darussolah Kabupaten Bondowoso, pada tanggal 23 Desember2006, insiden penyerangan pesantren YAPI yang berpaham syiah oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan laskar Aswaja ada tahun 2010-211 di Bangil Pasuruan dan ketegangan-ketengan berskala kecil yang terjadi Malang. 



Fenomena ini sungguh sangat menarik, dalam artian meskipun ajaran Syiah ini banyak tersebar di Indonesia dan juga pernah mengalam resistensi di daerah lain seperti di Pandeglang Provinsi Jawa Barat (6/2/2011) dan Temanggung Provinsi Jawa Tengah (8/2/2011) namun tidak separah dan sebesar di Jawa Timur. Di Provinsi ini, eskalasi konflik dengan isu Sunni-Syiah semakin tahun mengalami peningkatan dan resistensi tehadap ajaran syiah semakin menguat dan meluas di tengah masyarakat.



Dengan demikian, maka sangatlah wajar bila kemudian muncul asumsi-asumsi konspiratif yang mengitari rentetan letusan konflik bertema Sunni-Syiah di Jawa Timur. Bahwa ada unsur kesengejaan untuk menciptakan dan memelihara konflik Sunni-Syiah yang melibatkan kekuatan transnasional. Pertanyaannya kemudian “ Benarkah ada keterlibatan kekuatan transnasional di balik konflik bertema Sunni-Syiah ini serta Mengapa percepatan dan penguatan konflik berada di Jawa Timur?”



Adalah Dr. Michael Brant, salah seorang mantan tangan kanan direktur CIA,
 Bob Woodwards yang mengawali adanya kepentingan Transnasional dalam menciptakan konflik Sunni-Syiah. Dalam sebuah buku berjudul “A Plan to Devide and Destroy the Theology”, Michael mengungkapkan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta USD untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah.

 Hal ini kemudian diperkuat oleh publikasi laporan RAND Corporation di tahun 2004, dengan judul “US Strategy in The Muslim World After 9/11". Laporan ini dengan jelas dan eksplisit menganjurkan untuk terus mengekploitasi perbedaan antara Ahlu Sunnah dan Syiah demi kepentingan AS di Timur Tengah. 



Kemenangan Revolusi Iran tahun 1979 telah menggagalkan politik-politik Barat yang sebelumnya menguasai kawasan negara Islam. Iran yang sebelumnya tunduk dan patuh terhadap AS, pasca revolusi, justru lebih banyak menampilkan sikap yang berseberangan dengan negeri “Paman Sam” itu. Karenanya, AS merasa berkepentingan untuk menjaga agar konflik Sunni-Syiah itu tetap ada di wilayah Timteng demi melanjutkan hegemoninya di kawasan tersebut.



Fakta di lapangan menunjukkan bahwa apa yang dinyatakan oleh Michael Brant bukanlah sebagai sebuah halusinasi. Jauh sebelum revolusi Iran tahun 1979, sangat jarang ditemukan konflik terbuka antara Syiah dan Ahlus Sunnah, kecuali konflik yang bersifat sporadis di antara kelompok-kelompok kecil dari kedua kalangan di Irak, Libanon dan Suriah.



Sementara itu, khusus di Indonesia, keberadaan kaum Syiah bukan barang baru. Syiah telah ada sejak dahulu kala. Namun, seperti layaknya secara umum, di Indonesia hampir tak pernah ditemui konflik sektarian yang melibatkan antara Sunni-Syiah. Karenanya bagi sebagian pengamat, sangatlah mengherankan jika tiba-tiba Sunni-Syiah turut mewarnai konflik bernuansa SARA di Indonesia. Bila kita tarik apa yang dinyatakan oleh Michael Brant tersebut ke ranah domestik, maka jelas ada kepentingan di luar SARA yang turut berperan -bahkan mengambil porsi lebih besar- dalam konflik Sunni-Syiah di Indonesia.



Selanjutnya, di Indonesia kepentingan tranasional Barat ini bersimbiosis dengan kekuatan kelompok Islam transnasional yang kemudian banyak diidentikan dengan gerakan Wahabisasi Global. Tujuan utama kelompok ini adalah dengan membuat dan medukung kelompok-kelompok lokal untuk membuat wajah Islam lebih keras dan radikal serta berusaha memusnahkan pengamalan-pengamalan Islam yang lebih toleran yang lebih lama ada dan dominan di Indonesia. Kelompok ini berusaha keras untuk menginfiltrasi berbagai sendi kehidupan umat Islam Indonesia dalam beragam cara baik secara halus mapun kasar.



Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh K.H. Abdurrahman Wahid :
dalam pengantar buku Ilusi Negara Islam bahwa Gerakan asing Wahabi/Ikhwanul Muslimin dan kaki tangannya di Indonesia menggunakan petrodollar dalam jumlah yang fantastis untuk melakukan Wahabisasi, merusak Islam Indonesia yang spiritual, toleran, dan santun, dan mengubah Indonesia sesuai dengan ilusi mereka tentang negara Islam yang di Timur Tengah pun tidak ada. Mereka akan mudah menuduh kelompok Islam lain yang tidak sepaham dengan ajaran wahabi sebagai kafir, sesat dan murtad.



Analisis ini juga dikuatkan oleh sebuah realitas pergerakan politik di Timur Tengah, dikonflik Internasional kita lihat perang Saudara di Irak, Suriah, Pakistan dan Afgahnaistan semuanya ditarik pada perang antara Sunni dan Syiah, belum lagi ancaman serangan ke Iran yg notebene adalah pusat Syiah. Arab Saudi sebagai Poros Wahabi dunia ini sangat ingin punya pengaruh d Timur Tengah, namun kalah pamor dengan Iran yang lebih mempunyai Sumber Daya Alam maupun sumber daya manusia yang pintar-pintar, sejak jaman persia dahulu kala. Sedangkan di Indonesia sendiri, konflik Sunni-Syiah tidak mempunyai akar sejarah politik.



Rupanya kelompok Wahabisasi global ini pun memahami bahwa NU merupakan penghalang utama pencapaian target idiologis dan politik mereka. Sebagai organisasi Sunni terbesar di Indonesia selama ini NU begitu gencar dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam yang moderat, humanis dan toleran. Bahkan dalam pergaulan internasional di bidang keagamaan pemikiran-pemikiran NU berikut tokoh-tokohnya menjadi refrensi umat Islam dunia. Citra sebagai gerakan Islam moderat, diakui atau tidak, adalah milik NU. Praksis, upaya-upaya untuk mendiskreditkan, merusak citra NU sebagai organisasi kaum sunni dengan ajaran Islam yang lembut dan toleran kerap dilakukan salah satunya dengan membenturkan kaum Nahdliyin dengan kaum syii di Indonesia.



Untuk melakukannya lalu dipilihlah Jawa Timur sebagai lokasi pabrik yang memproduksi konflik-konflik bertema Sunni-Syiah. Pilihan ini sangatlah strategis, publik tahu bahwa Jawa Timur merupakan basis utama para penganut paham ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah .

 Di Jawa Timur lah, NU sebagai organisasi masyarakat terbesar di Indonesia yang berpahamkan Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dideklarasikan dan didirikan yang kemudian berkembang pesat dan cepat ke seluruh penjuru nusantara. Di Jawa Timur pulalah, dinamika pergerakan NU menjadi barometer politik nasional.



Di samping itu, pilihan lokasi konflik seperti Jember, Pasuruan, Malang dan Sampang juga bukan tanpa kalkulasi yang strategis.
 Publik pun tahu, bahwa di daerah-daerah tersebut karakter masyarakatnya sangat lekat dengan kultur Madura
. Selain dikenal sebagai pengikut NU yang fanatik, masyarakat dengan kultur madura ini telah menjadikan Islam sebagai salah satu unsur penanda identitas etnik Madura. Sebagai unsur identitas etnik, agama merupakan bagian integral dari harga diri orang Madura. 



Oleh karena itu, pelecehan terhadap ajaran agama atau perilaku yang tidak sesuai dengan agama, mengkritik kiai serta mengkritik perilaku keagamaan orang Madura, merupakan pelecehan terhadap harga diri orang Madura. Maka janganlah heran jika, warga Nahdliyin Madura dimanfaatkan dan mudah disulut sebagai pengobar api kerusuhan dengan isu sentimen beda aliran agama. Walhasil, eskalasi percepatan isu dan penguatan konflik terbesar berada di wilayah Madura dan Tapal Kuda dan jarang sekali berada di zona lainnya seperti pantura maupun zona matraman. Wallahu alam bis showab





* Penulis adalah Ketua Lakpesdam NU Sampang