Tuesday, July 24, 2012

Mana Afdhal, Ilmu atau Amal?

Mana Afdhal, Ilmu atau Amal?

Belajar sambil beramal
Ilmu dan Amal
Oleh Abu Faza
Ilmu dan amal, mana yang lebih penting di antara keduanya. Sebagian mengatakan, ilmu lebih utama, sebab, dengan ilmu seseorang dapat mengubah tindakan menjadi sebuah amal. Tanpa ilmu, tindakan tak lebih dari seonggok aktivitas fisik yang tak bernilai. Sebagian mengatakan, amal lebih utama. Sebab, baik dan buruk dinilai dari amal, bukan dari sesuatu yang belum dilakukan. Ganjaran hanya layak dijatuhkan atas perbuatan dan tindakan, bukan sesuatu yang masih berupa angan-angan dan pemikiran.

Tapi, teks-teks agama, kata “ilmu’ dan “amal” bukanlah sesuatu yang saling menegasikan. Kerena keduanya adalah satu kesatuan utuh, amal tanpa ilmu bukanlah amal, ilmu tanpa amal, bukanlah ilmu.
Diceritakan, suatu hari Jabir dalam kamar sedang membaca sambil menulis hawamisy. Tiba-tiba ibunya mengetuk pintu dan masuk ke kamar, kemudian memperkenalkan seorang tamu dari Ahlul Bait Nabi Saw, yaitu Imam Jafar Shadiq yang diketahui sebagai sahabat ayahnya.

Kemudian, Imam Jafar bertanya kepada Jabir tentang apa yang dipelajarinya selama ini terkait dengan ilmu. Jabir menceritakan perihal apa yang sudah dipelajarinya selama ini, dan imam Jafar merasa gembira bahwa dia hafal Alquran, banyak hafal hadis selain mengetahui ilmu-ilmu tata bahasa Arab.

Tak lama, imam Jafar berkata kepada Jabir; “Segala puji bagi Allah. Wahai Jabir, ingatlah selalu bahwa bahasa seorang berilmu itu harus sesuai dengan maknanya. Dalam bidang ilmu apapun, sepantasnya kata menunjukkan jati diri seorang dan hanya memberi arti kepada seorang, bukan sebaliknya.”
Al-Quran juga mengatakan, kalimat al-Thayyibah hanya akan terbang menuju kepada-Nya, sementara amal saleh berfungsi sebagai wasilah.

Tauhid, makrifah, dan pengenalan itulah yang sampai kepada Allah swt, sementara amal dan tindakan baik tak ubahnya sebagai roket pendorong yang menyampaikan pesan tersebut kepada Allah swt. Tentu, tanpa ilmu, tak ada yang akan dibawa oleh wasi, dan tanpa amal, ilmu tetap berada di landas pacu. Begitu Indah Allah swt berfirman dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 20, “Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
 
Terkait mana lebih afdhal untuk diraih, ilmu atau amal. Ternyata dengan ilmu seseorang dapat melakukan amal dan tindakan. Karenanya ilmu harus diraih terlebih dahulu, baru dengan ilmu tersebut  amal dapat dilakukan. Oleh karena itu, ilmu membutuhkan syarat tertentu untuk “hadir” ke dalam jiwa manusia. Syarat utamanya adalah takwa, sementara takwa adalah amal itu sendiri. Karenanya, amal harus tersedia lebih dahulu sebelumnya seseorang memperoleh ilmu.

 Karena itu, Allah Swt berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, Dia akan memberikan kepadamu furqan (pembeda).” (QS. Al-Anfal: 29).
Begitulah, ilmu membawa seseorang kepada takwa pada peringkat tertentu. Dan takwa diperoleh melalui ilmu pada peringkat yang lebih tinggi. Dengan ilmu yang lebih tinggi, manusia dapat mencapai peringkat takwa yang lebih tinggi dan menjulang, yang dengan itu manusia mampu meraih ilmu yang lebih tinggi lagi. Begitu seterusnya. [MT]

No comments:

Post a Comment