Saturday, November 21, 2015

Freemason Dibalik Tragedi Paris



Symbol Freemason Organisasi rahasia Yahudi Dunia

Dephan Rusia Bongkar Misteri Angka 13 dan Freemason
 Dibalik Tragedi Paris
Rabu, 19 November 2015 | 11.50
MOSKOW, ARRAHMAHNEWS.COM –
Sebuah laporan menakjubkan telah dikeluarkan Departemen Pertahanan Rusia (MoD) pada hari minggu (15/11) untuk para pembuat kebijakan DewanKeamanan (SC) negara itu mengenai serangan Paris yang terjadi pada hari Jum’at tanggal 13 November lalu di Paris, Perancis..
Laporan tersebut menyatakan bahwa Serangan Paris itu terkait dengan “pembantaian ritual” dan “dilakukan” oleh elemen/komplotan rahasia Freemason (Masonic/Masons) yang memiliki jabatan tinggi di Badan Intellijen Pusat Amerika (CIA), Direktorat jenderal Perancis untuk Keamanan Luar Negeri (DGSE), Badan Intellijen Rahasia Inggris (SISI/MI6), Direktorat Israel Intellijen Militer (DMII) dan Pasukan Rahasia Vatikan .

Menurut laporan itu, Main Intelligence Directorate (GRU) telah menginformasikan akan adanya potensi eksekusi siasat “Friday the 13th” kepada MoD, dua minggu ( tanggal 27 Oktober) sebelum kejadian. Peringatan itu dikeluarkan setelah adanya sebuah pertemuan super rahasia yang diadakan di Washington D.C. dan dihadiri oleh Direktur CIA, John Brennan, Direktur DGSE Bernard Bajolet, mantan Pemimpin MI6 John Sawers dan mantan Pemimpin DMI, dan Penasihat Pertahanan Nasional “Israel” (Mosad) Yaacov Amidror.

Tujuan utama pertemuan para petinggi intelijen internasional tersebut, lanjut laporan itu, adalah untuk menyelenggarakan diskusi publik berkedok Konferensi Intelijen CIA-GW: Panel tentang Misi Bersama Internasional Abad 21. Pada panel itu, masa depan Timur-Tengah (setidaknya dari perspektif Barat) ditentukan.
Alasan rahasia dibalik pertemuan itu, menurut laporan tersebut terungkap atau diungkap oleh GRU ketika para dalang mata-mata ini bertemu secara rahasia setelah konferensi di rumah Wakil Presiden AS, Joseph Biden yang merupakan petinggi Roman Catholic Jesuit (Society of Jesus) dan berkuasa di Amerika saat ini.
 Pertemuan ini dipimpin oleh Direktur CIA John Brennan yang sebagaimana wapres Biden, adalah seorang analis intellijen terlatih Jesuit dengan ketertarikan pada teori perang.
Segera setelah pertemuan 27 Oktober antara beberapa kepala badan intellijen Barat dengan Wakil Presiden Biden, media ITCW menyatakan bahwa GRU segera membuat laporan awal yang diajukan oleh Kementerian Pertahanan yang berisi peringatan bahwa “komplotan Jesuit Masonic” itu kemungkinan akan menjalankan siasat mereka ini pada hari Jum’at tanggal 13, sebagaimana yang sering dilakukan organisasi rahasia tersebut dalam menjalankan rencana “pembantaian” untuk kepentingan mereka, yang berbarengan dengan tanggal “penting/mistis” Freemason itu.

Yang paling mengkhawatirkan mengenai pertemuan para ketua badan mata-mata di Wshington DC tersebut pada tanggal 27 Oktober itu adalah, apa yang dinyatakan Direktur DGSE, Bernard Bajolet (Perancis), bahwa untuk menghadapi Federasi yang melindungi Suriah (dimana hal itu telah menghancurkan citra barat), perlakuan akan dibuat berbeda dari apa yang pernah dilakukan setelah Perang Dunia ke-II, dan hal inilah yang membuat GRU memperingatkan MoD bahwa Nomor paling Magis Fremasons yaitu 11 dan 13 akan segera dimainkan.
Dan tepat seperti apa yang telah diperingatkan GRU, 13 November kemarin, “pembantaian ritual” Barat terbaru yang diniatkan untuk mengembalikan citra mereka di hadapan seluruh dunia, terjadi di Paris, ketika teroris ISIS ciptaan Barat sendiri memimpin serangan terkoordinasi di 6 target di Paris yang menewaskan setidaknya 128 orang dan menjadikan 180 lainnya mengalami luka-luka dengan 99 orang yang bertahan hidup kini dilaporkan dalam kondisi kritis di rumah sakit. (ARN)


No comments:

Post a Comment