Symbol Freemason Organisasi rahasia Yahudi Dunia
Dephan
Rusia Bongkar Misteri Angka 13 dan Freemason
Dibalik Tragedi Paris
Rabu, 19 November 2015 | 11.50
MOSKOW, ARRAHMAHNEWS.COM –
Sebuah laporan menakjubkan telah
dikeluarkan Departemen Pertahanan Rusia (MoD) pada hari minggu (15/11) untuk
para pembuat kebijakan DewanKeamanan (SC) negara itu mengenai serangan Paris
yang terjadi pada hari Jum’at tanggal 13 November lalu di Paris, Perancis..
Laporan tersebut menyatakan bahwa
Serangan Paris itu terkait dengan “pembantaian ritual” dan “dilakukan” oleh
elemen/komplotan rahasia Freemason (Masonic/Masons) yang memiliki jabatan
tinggi di Badan Intellijen Pusat Amerika (CIA), Direktorat jenderal Perancis
untuk Keamanan Luar Negeri (DGSE), Badan Intellijen Rahasia Inggris (SISI/MI6),
Direktorat Israel Intellijen Militer (DMII) dan Pasukan Rahasia Vatikan .
(Baca juga:KEBETULAN? Direktur CIA Bertemu Kepala Keamanan Perancis dan MOSSAD
Sebelum Serangan Paris)
Menurut laporan itu, Main Intelligence Directorate (GRU) telah menginformasikan akan adanya potensi eksekusi siasat “Friday the 13th” kepada MoD, dua minggu ( tanggal 27 Oktober) sebelum kejadian. Peringatan itu dikeluarkan setelah adanya sebuah pertemuan super rahasia yang diadakan di Washington D.C. dan dihadiri oleh Direktur CIA, John Brennan, Direktur DGSE Bernard Bajolet, mantan Pemimpin MI6 John Sawers dan mantan Pemimpin DMI, dan Penasihat Pertahanan Nasional “Israel” (Mosad) Yaacov Amidror.
Tujuan utama pertemuan para petinggi
intelijen internasional tersebut, lanjut laporan itu, adalah untuk
menyelenggarakan diskusi publik berkedok Konferensi Intelijen CIA-GW: Panel
tentang Misi Bersama Internasional Abad 21. Pada panel itu, masa depan
Timur-Tengah (setidaknya dari perspektif Barat) ditentukan.
Alasan rahasia dibalik pertemuan
itu, menurut laporan tersebut terungkap atau diungkap oleh GRU ketika para
dalang mata-mata ini bertemu secara rahasia setelah konferensi di rumah Wakil
Presiden AS, Joseph Biden yang merupakan petinggi Roman Catholic Jesuit
(Society of Jesus) dan berkuasa di Amerika saat ini.
Pertemuan ini dipimpin
oleh Direktur CIA John Brennan yang sebagaimana wapres Biden, adalah seorang
analis intellijen terlatih Jesuit dengan ketertarikan pada teori perang.
Segera setelah pertemuan 27 Oktober antara
beberapa kepala badan intellijen Barat dengan Wakil Presiden Biden, media ITCW
menyatakan bahwa GRU segera membuat laporan awal yang diajukan oleh Kementerian
Pertahanan yang berisi peringatan bahwa “komplotan Jesuit Masonic” itu
kemungkinan akan menjalankan siasat mereka ini pada hari Jum’at tanggal 13,
sebagaimana yang sering dilakukan organisasi rahasia tersebut dalam menjalankan
rencana “pembantaian” untuk kepentingan mereka, yang berbarengan dengan tanggal
“penting/mistis” Freemason itu.
Yang paling mengkhawatirkan mengenai
pertemuan para ketua badan mata-mata di Wshington DC tersebut pada tanggal 27
Oktober itu adalah, apa yang dinyatakan Direktur DGSE, Bernard Bajolet (Perancis),
bahwa untuk menghadapi Federasi yang melindungi Suriah (dimana hal itu telah
menghancurkan citra barat), perlakuan akan dibuat berbeda dari apa yang pernah
dilakukan setelah Perang Dunia ke-II, dan hal inilah yang membuat GRU
memperingatkan MoD bahwa Nomor paling Magis Fremasons yaitu 11 dan 13 akan
segera dimainkan.
Dan tepat seperti apa yang telah
diperingatkan GRU, 13 November kemarin, “pembantaian ritual” Barat terbaru yang
diniatkan untuk mengembalikan citra mereka di hadapan seluruh dunia, terjadi di
Paris, ketika teroris ISIS ciptaan Barat sendiri memimpin serangan
terkoordinasi di 6 target di Paris yang menewaskan setidaknya 128 orang dan
menjadikan 180 lainnya mengalami luka-luka dengan 99 orang yang bertahan hidup
kini dilaporkan dalam kondisi kritis di rumah sakit. (ARN)
No comments:
Post a Comment