Assalamu’alaikum dan Salam Sejahtera,
Menghapus kemiskinan adalah utopia yang menafikan dialetika natural. “Menolak perbedaan dan keragaman adalah fantasi patalogis yang menabrak fakta kemajemukan. Menuntut kebebasan (baca: liberalisme) adalah ekspresi naluri hewani yang meliburkan logika. Melenyapkan kejahatan adalah pengingkaran terhadap realitas gradasi kosmik. Yang realistis dan proporsional dan moderat adalah menegakkan sistem berpikir, sistem berprilaku dan sistem berinteraksi yang menyeimbangkan nilai kebenaran dan keuntungan dalam harmoni yang selaras, dan memancang hukum yang melampaui pemimpin dan rakyat, mengungguli semua kekuatan artifisial dan formal.
Namun fakta historis, terutama dalam ranah politik, menunjukkan ketakselarasan dan ekstremitas yang laten karena dominasi paradigma keuntungan dan kandasnya paradigma kebenaran. “Logika episteme” menjadi bahan cemooh karena sering kali mentautkan solusi dengan narasi transenden dan moralitas. Ikhtisarnya, selalu saja yang tampil di atas nama suara Tuhan (baca: demokrasi yang bergerak diatas angka-angka uang) atas adalah ekstremis yang dimenangkan karena tunduk pada “logika kepentingan”. Ekstermitas inilah yang telah menghancurkan bangsa yang semestinya mampu menjadi salah satu pionir perabadan yang santun karena berdiri di atas sentra peradaban Atlantis.
Terlalu banyak polemik yang membisingkan dan membingungkan. Terlalu banyak kritik dan kontra kritik yang beradu. Terlalu banyak wacana dan gagasan yang berserakan. Semuanya terlihat benar, tapi semuanya tidak mampu mengatasi masalah. Pemimpin demi pemimpin dengan hiruk pikuk pesona beriring ekspetasi yang menyertai, tampil silih berganti, namun ternyata di sudut-sudut negeri yang sekarat ini, berteriak era reformasi hanyalah fase pergantian maling, dari satu maling ke banyak maling.
Moderate Institute, adalah lembaga yang beridiri atas inisiatif tulus orang-orang yang mewakili beragam disiplin ilmu dan strata sosial untuk memberikan kontribusi di luar anatomi politik yang telah tercemari oleh pragmatisme dan individualisme.Lembaga ini tidak berpretensi untuk menambah beban bangsa dengan janji-janji yang hanya menjadi tiket untuk meraih kursi-kursi empuk dan makan gaji buta dari pajak dan hasil alam Bumi Pertiwi yang sedang merintih sakit ini.
Lembaga ini menawarkan Pandangan Dunia yang berdiri di atas prinsip kesadaran epistemologis, ontologis, teologis, kosmologis dan antropologis yang telah ditransformasikan dalam pandangan-pandangan yang diharapkan mampu menyeimbangkan semangat internasionalisme, nasionalisme dan pencerahan holistik. Kami menyebutnya “The Midlle Path” dan “Bright Mind”.
Tentu, konsep yang ditawarkan oleh lembaga ini masih layak untuk disempurnakan melalui kajian dan diskusi yang intens.
No comments:
Post a Comment